Al-Ijtihad Bungursari

Pondok pesantren Salafiyyah

Assalamua'alaikum wr.wb. Kami Keluarga Besar Pondok Pesantren Al-Ijtihad Bungursari Mengundang seluruh Alumni untuk hadir pada peringatan Haul, milad dan Reuni Akbar Tanggal 2-3 Maret 2022

Kajian Kitab Risalah Muawwanah



MUQODDIMAH

الحمد لله الواحد الجواد الوهاب الرزاق الحنان المنان، الذي بعث محمداً خاتم أنبيائه صلى الله عليه وسلم برسالته إلى جميع الإنس والجان، وأنزل عليه القرآن، فيه هُدىً للناس وبينات من الهدى والفرقان، وشرع له ولأمته ما وصّى به نوحاً وإبراهيم وموسى وعيسى،

          Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Esa, Yang Maha Mulia, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pemberi, Yang Maha Memberi Rizki, Yang Maha Pengasih dan banyak memberi, Yang telah mengutus Nabi Muhammad sebagai penutup nabi-nabi dengan membawa risalah-Nya kepada seluruh makhluk, dari golongan manusia dan jin. Dan Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Beliau, yang di dalamnya terdapat petunjuk buat manusia serta penjelasan yang menerangkan tentang yang hak  dan yang batil. Allah juga mensyariatkan buat Beliau dan umatnya seperti yang telah disyariatkan-Nya kepada Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa alaihi wa alaihimush shalatu was salam.
وفضّل دينه على سائر الأديان، وجعله أكرم خلقه عليه، وجعل أمته خير أمة أخرجت للناس، يؤمنون بالله واليوم الآخر ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر، ويتعاونون على البر والتقوى ولا يتعاونون على الإثم والعدوان، ويقيمون الصلاة ويؤتون الزكاة، ويتواصَون بالحق والصبر، ويجاهدون في سبيل الله ولا يخافون لَومة لائم من أهل الزيغ والخِذلان،
Allah Ta’ala pun telah mengistimewakan agam Islam, yang dibawa oleh Nabi Muhammad di atas agama-agama yang lain dan menjadikan beliau sebagai makhluk yang paling mulia serta mengangkat umatnya sebagai sebaik-baik umat yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menyampaikan amar makruf nahi munkar, saling tolong-menolong dalam kebajikan dan ketakwaan dan tidak tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, saling menasihati dalam kesabaran, berjuang menegakkan agama Allah serta tidak takut dan gentar menghadapi hinaan orang-orang yang jauh dari garis kebenaran.
فما يصد عن سبيل الله، ويلوم على القيام بواجب حق الله، إلا الذين حقّت عليهم الكلمة من الله بالشقاوة والخسران، والخزيِ والهوان، ولا تجرد لنصح عباد الله ودعوتهم إلى باب الله إلا الذين سبقت لهم من الله الحسنى بالسعادة والأمان، والفوز والرضوان،

Tidaklah berpaling dari jalan Allah dan enggan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan Allah atasnya, melainkan orang-orang yang telah dicap Allah sebagai orang yang celaka, rugi dan terhina. Dan tidaklah berjuang semata-mata untuk memberi nasihat kepada hamba-hamba Allah dan menyeru mereka ke jalan Allah, melainkan orang-orang yang telah dipastikan Allah untuk mendapatkan kebaikan, berupa kebahagiaan, keamanan, keberuntungan dan keridhaan.
أولئك ورثة النبيين، وأئمة المتقين وخيرة رب العالمين من المؤمنين الراسخين في العلم، المتحققون بحقائق الإيمان والإيقان والإحسان، الواقفون على أسرار الله في ملكه وملكوته من طريق الكشف والعيان،
Mereka itulah pewaris para nabi, pemimpin orang-orang yang bertakwa dan manusia pilihan Tuhan semesta alam, dari kalangan kaum mukminin yang mantap ilmunya dan yang mendalami hakikat iman, itqan dan ihsan, yang memahami rahasia-rahasia Allah di dalam kerajaan langit dan bumi-Nya melalui jalan kasyaf dan `iyan.
وما فازوا بهذه المناقب، ولا وصلوا إلى هذه المراتب، إلا بحسن اقتفائهم، وكمال اتباعهم، لإمام الأئمة الذي أرسله الله للعالمين رحمةً، عبدِ الله ورسوله وحبيبه وخليله سيدنا محمد صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم في كل حين وأوان، صلاة وسلاماً دائمين بدوام الله الملك الديان

Mereka berhasil mendapatkan kebajikan ini dan berhasil sampai ke derajat ini tidak lain adalah karena mereka telah mengikuti dengan baik dan sempurna jejak pemimpin umat, yang telah diutus Allah kepada seluruh makhluk, manusia dan jin, dengan membawa rahmat, yaitu hamba Allah, utusan Allah, kekasih Allah dan sahabat Allah, Sayyidina Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Semoga salawat dan salam dari Allah senantiasa tercurah kepada Beliau, keluarga Beliau dan para sahabat Beliau di setiap waktu dan saat, yang berkekalan sebagaimana kekal-Nya Allah, Maharaja yang Mahakuasa.
أما بعد، فيقول العبد الفقير، المعترف بالقصور والتقصير، الراجي عفو ربه القدير، الشريف عبد الله بن علوي الحداد باعلوي الحسيني عفا الله عنه وعن أسلافه آمين: هذه رسالة بحول الله وقوته جامعة، ووصية بفضل الله ورحمته نافعه، حملني على وضعها الامتثال لأمر الله تعالى وأمر رسوله، والرغبة في الوعد الصادق الوارد في الدلالة على الهدى والدعوة إلى الخير والنشر للعلم.
Amma ba’du, hamba yang fakir, yang mengaku akan kekurangan dan kelalaian, yang berharap akan ampunan Tuhannya YangKuasa, Syarif Abdullah bin Alwi Alhaddad Alhusaini, semoga Allah memaafkan dia dan seluruh pendahulunya, amin, berkata: “Ini adalah risalah yang tersusun berkat pertolongan dan kekuatan Allah, dan sebuah wasiat yang dengan kemurahan dan rahmat Allah, In sha Allah bermanfaat. Saya terdorong menyusun karena melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, dank arena keinginan untuk memperoleh janji yang benar (Al wa’dush Shaadiqu) yang dijanjikan bagi mereka yang menyeru kepada jalan kebaikan dan menyebarkan ilmu. Sebagaimana firman Allah:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
Allah Swt. Juga berifrman:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Di ayat lain, Allah berfirman kepada Nabi-Nya:
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ
“Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata.” (QS. Yusuf: 108)
          Rasulullah saw. Bersabda:
لِيَبْلُغَ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الْغَائِبَ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ اَفْقَهُ مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيْهٍ.
          “Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir. Berapa banyak orang yang hafal fiqih masih membutuhkan kepada orang yang lebih faqih darinya, dan berapa banyak orang yang hafal fiqih tetapi bukan faqih.”
Rasulullah saw. Bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدَى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَالِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَالِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Siapa yang mengajak kepada (kebenaran), maka ia akan memperoleh pahala seperti orang yang mengerjakannya, tidak berkurang sedikitpun. Dan siapa yang mengajak kepada kesesatan (kemaksiatan), ia pun akan memperoleh dosa seperti dosa orang yang mengerjakan kesesatan itu, tidak akan berkurang sedikitpun.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Abu Dawud, Turmuzi, Nasa’i dan Ibnu Majah dari Abi Hurairah)
Dalam sabda Rasulullah yang lain:
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ إِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ.
“Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, terputuslah amalnya, kecuali tiga hal yaitu: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang bermanfaat, serat (3) anak yang saleh yang mendoakannya.”  (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah)

Sabda beliau, “Orang yang paling dermawan setelah aku ialah orang yang berilmu kemudian menyebar ilmunya. Dan kelak di hari kiamat ia akan dibangkitkan dalam keadaan yang sempurna.”
Beliau juga besabda:
أَلْخَلْقُ كُلُّهُمْ يَصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِي النَّاسِ الْخَيْرَ حَتَّى حِيْتَانَ الْبَحْرِ.
“Semua makhluk bahkan ikan di lautan pun senantiasa memohonkan ampun bagi yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.”
Beliau juga bersabda:
أَلْخَلْقُ كُلُّهُمْ عِيَالُ اللَّهِ وَأَحَبَّهُمْ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِعِيَالِهِ وَلَا يَسْتَطِيْعُ أَحَدٌ أَنْ يَنْفَعَ خَلْقَ اللَّهِ بِمِثْلِ دَعْوَتِهِمْ  إِلَى بَابِ اللَّهِ بِتَعْرِيْفِهِمْ مَا يَجِبُ لَهُ مِنَ التَّوْحِيْدِ وَالطَّاعَةِ وَتَذْكِيْرِهِمْ بِآيَاتِهِ وَآلَائِهِ وَتَبْشِيْرِهِمْ بِرَحْمَتِهِ وَتَحْذِ يْرِهِمْ مِنْ سَخَطِهِ الْوِاقِعِ بِالْمُتَعَرِّضِيْنَ لَهُ مِنَ الْكَافِرِيْنَ وَالْفَاسِقِيْنَ
“Semua makhluk menjadi tanggungan Allah. Dan orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling banyak memberi manfaat kepada tanggungan-Nya. Tak seorangpun mampu memberikan manfaat kepada makhluk-Nya seperti menyeru mereka ke pintu Allah, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka sesuatu yang wajib bagi-Nya yang berkaitan dengan ketauhidan dan ketaatan kepada-Nya, mengingatkan mereka akan kekuasaan-Nya, memberi kabar gembira kepada mereka akan rahmat-Nya serta memberi peringatan kepada mereka terhadap murka-Nya yang selalu menimpa orang-orang yang berpaling dari-Nya, yairu orang-orang yang kafir dan fasik
وقد حثني على امتثال هذا الأمر العظيم، وأكد رغبتي في السعي إلى تحصيل هذا الوعد الكريم الواقعين في الآيات والأخبار التي ذكرتها وما في معناها مما لم أذكره سؤال أخ من السادة، صادق في الإرادة، سالك لسبيل السعادة، التمس مني أن أكتب له وصيةً ينتفع بها،

Yang mendorong saya untuk melaksanakan perintah agung ini dan yang memperkuat keinginan saya untuk berusaha meraih janji yang mulia, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat dan hadist-hadist yang telah saya sebutkan di atas, dan lainnya semakna, yang tidak sempat saya sebutkan di sini, adalah permintaan dari sebagian sadah, sahabat dalam satu kehendak, yang menempuh jalan kebahagiaan, yang telah meminta saya agar menuliskan untuknya sebuah risalah berupa wasiat yang dapat diambil manfaat olehnya.

فأجبته إلى ذلك راغباً فيما تقدم من الامتثال للأوامر والفوز بالثواب وفي معونة الله تعالى، وأن يكون سبحانه في حاجتي على وفق ما أخبر به رسوله عنه في قوله عليه الصلاة والسلام: "من كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته والله في عون العبد ما كان العبد في عون أخيه"

 Maka saya pun mengabulkan permintaannya itu, karena ingin melaksanakan perintah dan meraih pahala, seperti yang saya telah sebutkan di atas tadi. Dan semoga Allah menolong saya dan memenuhi hajat-hajat saya, sesuai dengan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wasallam mengenai ganjaran orang yang memenuhi hajat orang lain, dalam sabdanya:
مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ
“Barangsiapa memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah pun akan memenuhi kebutuhannya.”
وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
“Allah pasti akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.”
وأنا أستغفر الله، ولا أقول: أن نيتي في وضع هذه الرسالة مقصورة على هذه المقاصد الحسنة الدينية، كيف وأنا أعلم ما عندي من الشهوات الخفية،

Saya memohon ampun kepada Allah. Sebenarnya saya tidak hendak mengatakan bahwa dorongan saya menyusun risalah ini semata-mata karena tujuan-tujuan keagamaan yang baik. Sebab saya tahu, masih adanya keinginan-keinginan tersembunyi, nafsu yang merajalela, dan cinta dunia di dalam hati saya.
والحظوظ النفسية، والإرادات الدنيوية، (وما أبرئ نفسي إن النفس لأمارة بالسوء إلا ما رحم ربي إن ربي غفور رحيم) والنفس عدوٌّ، والعدو لا يؤمن. بل هي أعدى الأعداء، كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "أعدى عدوك نفسك التي بين جنبيك".
Dan saya tidak membebaskan diri saya dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan nafsu tiu adalah musuh, sedangkan musuh tidak memberi rasa aman. Bahkan ia adalah musush yang paling berbahaya, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
أَعْدَ ى  عَدُوِّكَ نَفْسُكَ الَّتِيْ بَيْنَ جَنْبَيْكَ
“Musuh yang paling berbahaya adalah hawa nafsu, yang berada di antara kedua lambungmu.”
Kata penyair:
تَعَرَّفْ نَفْسَكَ لَا تَأْمَنْ غَوَائِلِهَا فَالنَّفْسُ أَخْبَثُ مِنْ سَبْعِيْنَ شَيْطَانًا
Kenali betul nafsumu, jangan kau merasa aman dari tipu dayanya karena hawa nafsu itu lebih jahat dari tujuh puluh setan.
اللهم إني أعوذ بك أن أشرك بك وأنا أعلم، وأستغفرك لما لا أعلم.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, dari perbuatan syirik yang aku ketahui dan aku mohon ampunan-Mu dari syirik yang tak kuketahui.
وقد صدّرتُ فصول هذه الرسالة بقولي في أول كل فصل منها: "وعليك" بكذا قاصداً بذلك مخاطبة نفسي وأخي الذي كان سبباً في وضعها خصوصاً، وسائر من وقف عليها من المسلمين عموماً.
وهذه الكلمة لها وقع في قلب المخاطب. وأنجو بها -إن شاء الله تعالى- من التوبيخ والوعيد الواردين في حق من يقول ولا يفعل، ويعلم ولا يعمل؛ لأني إذا خاطبت نفسي بقولي "وعليك" دل ذلك على أنها لم تتحقق بالعمل بما علمت، وعلى أني لم أزل أحثها على استعمال ما تدعو إليه، وبذلك يزول التلبيس على المؤمنين، والنسيان للنفس الذي وصف الله تعالى به من لا يعقل في قوله تعالى: (أتأمرون الناس بالبرّ وتنسون أنفسكم وأنتم تتلون الكتاب أفلا تعقلون)
Pada setiap pasal buku ini, selalu saya mulai dengan kalimat wa alaika (Hendaklah Anda…), tujuannya adalah pertama untuk mengajak diri saya sendiri dan saudara saya yang menjadi sebab disusunnya risalah ini, dan kedua untuk seluruh kaum muslimin yang membaca buku ini. Kalimat ini memiliki pengaruh yang kuat di dalam hati orang yang ingin diajak bicara. In sha Allah, dengan kalimat itu saya akan selamat dari celaan dan ancaman yang ditunjukkan kepada orang yang hanya bisa berkata, tetapi tak mampu membuktikan perkataannya, dan kepada orang yang berilmu, tetapi tidak mengamalkannya.
Kalimat itulah yang menunjukkan bahwa saya belum mampu mengamalkan nasihat itu sepenuhnya, tetapi saya senantiasa berusaha mendorong diri untuk mengamalkannya.
Dengan demikian akan lenyaplah kesamaran dari kaum mukminin dan kelalaian terhadap diri seperti keadaan orang tak berakal yang digambarkan Allah dalam firman-Nya:
۞ أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ [٢:٤٤
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44)
Rasulullah saw. juga mengancam orang-orang yang hanya mampu memberi nasihat, tetapi tidak mengamalkan, sabda Rasulullah saw.:
يُؤْمَرُ بِالْعَالِمِ إِلَى النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ فَيَدُوْرُ بِهَا فِي النَّارِ كَمَا يَدُوْرُ الْحِمَارُ بِالرَّحَا فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُوْلُوْنَ مَا بَالُ الْأَبْعَدِ قَدْ آذَانَا عَلَى مَا بِنَا فَيَقُوْلُ إِنَّ الْأَبْعَدَ كَانَ يَأْمُرُ بِالْخَيْرِ وَلَا يَأْتِيْهِ وَيَنْهَى عَنِ الشَّرِّ وَيَأْتِيْهِ.
“Orang yang berilmu diperintahkan masuk ke dalam neraka, lalu ususnya keluar dari perutnya, kemudian ia berputar-putar di dalam neraka laksana putaran keledai mengitari penggilingan.”
Kemudian penduduk neraka bertanya, “Ada apa dengan orang jahat itu, ia telah menambah penderitaan kami?”
Malaikat menjawab, “Ia adalah orang yang memerintah pada kebajikan sedangkan ia sendiri tidak mengerjakannya, dan mencegah kejahatan sedangkan ia sendiri mengerjakannya.”(Al-Hadist)
Beliau juga bersabda:
مَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي بِرِجَالٍ تُقْرَضُ بِمَقَارِيْضَ مِنْ نَارٍ فَقُلْتُ: مَنْ أَنْتُمْ؟ قَالُوْ كُنَّا نَأْمُرُ بِالْخَيْرِ وَلَا نَأْتِيْهِ وَنَنْهَى عَنِ الشَّرِّ وَنَأْتِيْهِ.
Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, aku melewati beberapa orang yang digunting mulutnya, dengan gunting dari api neraka.” Kemudian aku bertanya, “Siapakah kamu?”, lalu mereka menjawab, “Kami adalah orang yang menyerukan kebajikan, sedangkan kami sendiri tidak mengerjakannya, dan kami melarang kejahatan tetapi kami sendiri masih mengerjakannya.”
Ancaman di atas khusus ditunjukan pada orang yang mengajak ke jalan Allah demi kepentingan belaka, yaitu mereka yang menganjurkan kebaikan, sedang mereka sendiri selalu meninggalkannya, melarang tindak kejahatan tapi tak mampu lepas darinya, karena tujuan mereka hanya mengejar ketenaran.
Lain halnya dengan mereka yang menyeru pada jalan Allah, serta selalu berinstrospeksi diri dan beribadah kepada Allah semaksimal mungkin, maka pintu sukses di dunia dan akhirat telah di depannya.
Bagaimanapun, orang yang berilmu tapi tidak beramal adalah lebih baik dan lebih terpuji daripada orang tak beramal dan tak berilmu.

وربما قال قائل ممن لا يعقل: الكتب كثيرة وفيها غنية وكفاية فلا فائدة في تصنيف الكتب في هذا الزمان، فهذا القائل إن أصاب في قوله: إن في الكتب غنية وكفاية فقد أخطأ في قوله: لا فائدة للتصنيف في هذا الزمان، لأن للقلوب ميلاً بحكم الجبلة إلى كل جديد، وأيضاً فإن الله يُنطِق علماء كل زمان بما يوافق أهله، والتصانيف تبلغ الأماكن البعيدة وتبقى بعد موت العالم فيحصل له بذلك فضل نشر العلم ويكتب معلماً داعياً إلى الله في قبره،
Barangkali ada yang berkata, “Sudah banyak buku yang tersusun dengan berbagai uraian dan penjelasan yang akurat, maka tak  ada gunanya lagi kita mengarang di jaman ini.”
Orang ini, sekalipun ia mungkin benar dalam perkataannya bahwa kitab sudah banyak, tetapi ia telah keliru mengatakan bahwa tidak ada gunanya lagi menyusun kitab pada masa kini. Karena sudah menjadi watak manusia yang cenderung pada hal-hal yang baru. Allah Swt.pun telah menganjurkan pada para ulama agar mampu beradaptasi terhadap masyarakat yang hidup pada zamannya.
Karya tulis dapat mencapai tempat-tempat yang jauh dan manfaatnya dapat selalu durasakan walaupun si penulis sudah wafat. Maka dengan karya tulisnya itu, ia memperoleh keutamaan sebagai seorang penyebar ilmu, dan akan dicatat di dalam kuburnya sebagai mualim yang meyneru ke jalan Allah, sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam:
مَنْ أَنْعَشَ لِسَانَهُ حَقًّا يُعْمَلُ بِهِ مِنْ بَعْدِهِ أُجْرِيَ عَلَيْهِ أَجْرُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
“Barang siapa mempergunakan lidahnya untuk menyampaikan kebenaran, dan kebenaran itu senantiasa diamalkan oleh orang lain sepeninggalnya, maka ia akan mendapatkan pahala yang mengalir terus-menerus sampai hari kiamat.” (Al-Hadist)

وقد سميت هذه الرسالة المشار إليها:
"رسالة المعاونة والمظاهرة والمؤازرة للراغبين من المؤمنين في سلوك طريق الآخرة"
Buku ini saya beri nama “Risalatul Mu’awanati wal Muzhaharati wal Muaazarati”, untuk kaum muslimin yang ingin menempuh jalan akhirat.


                                                                                                                        Selanjutnya>>

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kajian Kitab Risalah Muawwanah"

Posting Komentar

Twibbon Menyambut Haol Almagfurlah Milad dan Reuni Akbar Alumni Pesantren Al-Ijtihad 2022

KESERUAN BERSUA DENGAN GURU DAN SAHABAT-SAHABAT ALUMNI  Hal yang paling seru dari keseruan reuni alumni yang digelar setiap datangnya haul m...