Kajian Kitab Risalah Muawwanah
MUQODDIMAH
الحمد
لله الواحد الجواد الوهاب الرزاق الحنان المنان، الذي بعث محمداً خاتم أنبيائه صلى
الله عليه وسلم برسالته إلى جميع الإنس والجان، وأنزل عليه القرآن، فيه هُدىً
للناس وبينات من الهدى والفرقان، وشرع له ولأمته ما وصّى به نوحاً وإبراهيم وموسى
وعيسى،
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Esa, Yang Maha Mulia,
Yang Maha Pemurah, Yang Maha Pemberi, Yang Maha Memberi Rizki, Yang Maha
Pengasih dan banyak memberi, Yang telah mengutus Nabi Muhammad sebagai penutup
nabi-nabi dengan membawa risalah-Nya kepada seluruh makhluk, dari golongan manusia
dan jin. Dan Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Beliau, yang di dalamnya
terdapat petunjuk buat manusia serta penjelasan yang menerangkan tentang yang
hak dan yang batil. Allah juga
mensyariatkan buat Beliau dan umatnya seperti yang telah disyariatkan-Nya
kepada Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa alaihi wa alaihimush
shalatu was salam.
وفضّل
دينه على سائر الأديان، وجعله أكرم خلقه عليه، وجعل أمته خير أمة أخرجت للناس،
يؤمنون بالله واليوم الآخر ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر، ويتعاونون على البر
والتقوى ولا يتعاونون على الإثم والعدوان، ويقيمون الصلاة ويؤتون الزكاة،
ويتواصَون بالحق والصبر، ويجاهدون في سبيل الله ولا يخافون لَومة لائم من أهل
الزيغ والخِذلان،
Allah Ta’ala pun telah
mengistimewakan agam Islam, yang dibawa oleh Nabi Muhammad di atas agama-agama
yang lain dan menjadikan beliau sebagai makhluk yang paling mulia serta
mengangkat umatnya sebagai sebaik-baik umat yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, menyampaikan amar makruf nahi munkar, saling tolong-menolong dalam
kebajikan dan ketakwaan dan tidak tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan,
mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, saling menasihati dalam kesabaran,
berjuang menegakkan agama Allah serta tidak takut dan gentar menghadapi hinaan
orang-orang yang jauh dari garis kebenaran.
فما
يصد عن سبيل الله، ويلوم على القيام بواجب حق الله، إلا الذين حقّت عليهم الكلمة
من الله بالشقاوة والخسران، والخزيِ والهوان، ولا تجرد لنصح عباد الله ودعوتهم إلى
باب الله إلا الذين سبقت لهم من الله الحسنى بالسعادة والأمان، والفوز والرضوان،
Tidaklah berpaling dari
jalan Allah dan enggan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan Allah
atasnya, melainkan orang-orang yang telah dicap Allah sebagai orang yang
celaka, rugi dan terhina. Dan tidaklah berjuang semata-mata untuk memberi
nasihat kepada hamba-hamba Allah dan menyeru mereka ke jalan Allah, melainkan
orang-orang yang telah dipastikan Allah untuk mendapatkan kebaikan, berupa
kebahagiaan, keamanan, keberuntungan dan keridhaan.
أولئك
ورثة النبيين، وأئمة المتقين وخيرة رب العالمين من المؤمنين الراسخين في العلم،
المتحققون بحقائق الإيمان والإيقان والإحسان، الواقفون على أسرار الله في ملكه
وملكوته من طريق الكشف والعيان،
Mereka itulah pewaris para nabi, pemimpin orang-orang
yang bertakwa dan manusia pilihan Tuhan semesta alam, dari kalangan kaum mukminin
yang mantap ilmunya dan yang mendalami hakikat iman, itqan dan ihsan, yang
memahami rahasia-rahasia Allah di dalam kerajaan langit dan bumi-Nya melalui
jalan kasyaf dan `iyan.
وما
فازوا بهذه المناقب، ولا وصلوا إلى هذه المراتب، إلا بحسن اقتفائهم، وكمال
اتباعهم، لإمام الأئمة الذي أرسله الله للعالمين رحمةً، عبدِ الله ورسوله وحبيبه
وخليله سيدنا محمد صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم في كل حين وأوان، صلاة
وسلاماً دائمين بدوام الله الملك الديان
Mereka berhasil mendapatkan
kebajikan ini dan berhasil sampai ke derajat ini tidak lain adalah karena
mereka telah mengikuti dengan baik dan sempurna jejak pemimpin umat, yang telah
diutus Allah kepada seluruh makhluk, manusia dan jin, dengan membawa rahmat,
yaitu hamba Allah, utusan Allah, kekasih Allah dan sahabat Allah, Sayyidina
Muhammad sallallahu alaihi wasallam. Semoga salawat dan salam dari Allah
senantiasa tercurah kepada Beliau, keluarga Beliau dan para sahabat Beliau di
setiap waktu dan saat, yang berkekalan sebagaimana kekal-Nya Allah, Maharaja
yang Mahakuasa.
أما
بعد، فيقول العبد الفقير، المعترف بالقصور والتقصير، الراجي عفو ربه القدير،
الشريف عبد الله بن علوي الحداد باعلوي الحسيني عفا الله عنه وعن أسلافه آمين: هذه
رسالة بحول الله وقوته جامعة، ووصية بفضل الله ورحمته نافعه، حملني على وضعها
الامتثال لأمر الله تعالى وأمر رسوله، والرغبة في الوعد الصادق الوارد في الدلالة
على الهدى والدعوة إلى الخير والنشر للعلم.
Amma ba’du, hamba yang
fakir, yang mengaku akan kekurangan dan kelalaian, yang berharap akan ampunan
Tuhannya YangKuasa, Syarif Abdullah bin Alwi Alhaddad Alhusaini, semoga Allah
memaafkan dia dan seluruh pendahulunya, amin, berkata: “Ini adalah risalah yang
tersusun berkat pertolongan dan kekuatan Allah, dan sebuah wasiat yang dengan
kemurahan dan rahmat Allah, In sha Allah bermanfaat. Saya terdorong menyusun
karena melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, dank arena keinginan untuk
memperoleh janji yang benar (Al wa’dush Shaadiqu) yang dijanjikan bagi mereka
yang menyeru kepada jalan kebaikan dan menyebarkan ilmu. Sebagaimana firman
Allah:
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali
Imran: 104)
Allah Swt. Juga berifrman:
ادْعُ
إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ
“Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Di ayat lain, Allah berfirman
kepada Nabi-Nya:
قُلْ
هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ
اتَّبَعَنِي ۖ
“Katakanlah: "Inilah
jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada
Allah dengan hujjah yang nyata.” (QS. Yusuf: 108)
Rasulullah saw. Bersabda:
لِيَبْلُغَ
الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الْغَائِبَ فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ اَفْقَهُ
مِنْهُ وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيْهٍ.
“Hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang
tidak hadir. Berapa banyak orang yang hafal fiqih masih membutuhkan kepada
orang yang lebih faqih darinya, dan berapa banyak orang yang hafal fiqih tetapi
bukan faqih.”
Rasulullah saw. Bersabda:
مَنْ
دَعَا إِلَى هُدَى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ
ذَالِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ
مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَالِكَ مِنْ آثَامِهِمْ
شَيْئًا
“Siapa yang mengajak kepada
(kebenaran), maka ia akan memperoleh pahala seperti orang yang mengerjakannya,
tidak berkurang sedikitpun. Dan siapa yang mengajak kepada kesesatan
(kemaksiatan), ia pun akan memperoleh dosa seperti dosa orang yang mengerjakan
kesesatan itu, tidak akan berkurang sedikitpun.” (Diriwayatkan oleh Ahmad,
Muslim, Abu Dawud, Turmuzi, Nasa’i dan Ibnu Majah dari Abi Hurairah)
Dalam sabda Rasulullah yang
lain:
إِذَا
مَاتَ ابْنُ آدَمَ إِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ
أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ.
“Apabila anak adam (manusia)
meninggal dunia, terputuslah amalnya, kecuali tiga hal yaitu: (1) sedekah
jariyah, (2) ilmu yang bermanfaat, serat (3) anak yang saleh yang
mendoakannya.” (Diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah)
Sabda beliau, “Orang yang
paling dermawan setelah aku ialah orang yang berilmu kemudian menyebar ilmunya.
Dan kelak di hari kiamat ia akan dibangkitkan dalam keadaan yang sempurna.”
Beliau juga besabda:
أَلْخَلْقُ
كُلُّهُمْ يَصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِي النَّاسِ الْخَيْرَ حَتَّى حِيْتَانَ
الْبَحْرِ.
“Semua makhluk bahkan ikan
di lautan pun senantiasa memohonkan ampun bagi yang mengajarkan kebaikan kepada
manusia.”
Beliau juga bersabda:
أَلْخَلْقُ
كُلُّهُمْ عِيَالُ اللَّهِ وَأَحَبَّهُمْ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِعِيَالِهِ
وَلَا يَسْتَطِيْعُ أَحَدٌ أَنْ يَنْفَعَ خَلْقَ اللَّهِ بِمِثْلِ
دَعْوَتِهِمْ إِلَى بَابِ اللَّهِ
بِتَعْرِيْفِهِمْ مَا يَجِبُ لَهُ مِنَ التَّوْحِيْدِ وَالطَّاعَةِ
وَتَذْكِيْرِهِمْ بِآيَاتِهِ وَآلَائِهِ وَتَبْشِيْرِهِمْ بِرَحْمَتِهِ وَتَحْذِ
يْرِهِمْ مِنْ سَخَطِهِ الْوِاقِعِ بِالْمُتَعَرِّضِيْنَ لَهُ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
وَالْفَاسِقِيْنَ
“Semua makhluk menjadi
tanggungan Allah. Dan orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling
banyak memberi manfaat kepada tanggungan-Nya. Tak seorangpun mampu memberikan
manfaat kepada makhluk-Nya seperti menyeru mereka ke pintu Allah, yaitu dengan
mengajarkan kepada mereka sesuatu yang wajib bagi-Nya yang berkaitan dengan
ketauhidan dan ketaatan kepada-Nya, mengingatkan mereka akan kekuasaan-Nya,
memberi kabar gembira kepada mereka akan rahmat-Nya serta memberi peringatan
kepada mereka terhadap murka-Nya yang selalu menimpa orang-orang yang berpaling
dari-Nya, yairu orang-orang yang kafir dan fasik
وقد
حثني على امتثال هذا الأمر العظيم، وأكد رغبتي في السعي إلى تحصيل هذا الوعد
الكريم الواقعين في الآيات والأخبار التي ذكرتها وما في معناها مما لم أذكره سؤال
أخ من السادة، صادق في الإرادة، سالك لسبيل السعادة، التمس مني أن أكتب له وصيةً
ينتفع بها،
Yang mendorong saya untuk
melaksanakan perintah agung ini dan yang memperkuat keinginan saya untuk
berusaha meraih janji yang mulia, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat-ayat
dan hadist-hadist yang telah saya sebutkan di atas, dan lainnya semakna, yang
tidak sempat saya sebutkan di sini, adalah permintaan dari sebagian sadah,
sahabat dalam satu kehendak, yang menempuh jalan kebahagiaan, yang telah
meminta saya agar menuliskan untuknya sebuah risalah berupa wasiat yang dapat
diambil manfaat olehnya.
فأجبته
إلى ذلك راغباً فيما تقدم من الامتثال للأوامر والفوز بالثواب وفي معونة الله
تعالى، وأن يكون سبحانه في حاجتي على وفق ما أخبر به رسوله عنه في قوله عليه
الصلاة والسلام: "من كان في حاجة أخيه كان الله في حاجته والله في عون العبد
ما كان العبد في عون أخيه"
Maka saya pun mengabulkan permintaannya itu,
karena ingin melaksanakan perintah dan meraih pahala, seperti yang saya telah
sebutkan di atas tadi. Dan semoga Allah menolong saya dan memenuhi hajat-hajat
saya, sesuai dengan apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam mengenai ganjaran orang yang memenuhi hajat orang lain, dalam
sabdanya:
مَنْ
كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيْهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ
“Barangsiapa memenuhi
kebutuhan saudaranya, maka Allah pun akan memenuhi kebutuhannya.”
وَاللَّهُ
فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
“Allah pasti akan menolong
hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.”
وأنا
أستغفر الله، ولا أقول: أن نيتي في وضع هذه الرسالة مقصورة على هذه المقاصد الحسنة
الدينية، كيف وأنا أعلم ما عندي من الشهوات الخفية،
Saya memohon ampun kepada
Allah. Sebenarnya saya tidak hendak mengatakan bahwa dorongan saya menyusun
risalah ini semata-mata karena tujuan-tujuan keagamaan yang baik. Sebab saya
tahu, masih adanya keinginan-keinginan tersembunyi, nafsu yang merajalela, dan
cinta dunia di dalam hati saya.
والحظوظ
النفسية، والإرادات الدنيوية، (وما أبرئ نفسي إن النفس لأمارة بالسوء إلا ما رحم
ربي إن ربي غفور رحيم) والنفس عدوٌّ، والعدو لا يؤمن. بل هي أعدى الأعداء، كما قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: "أعدى عدوك نفسك التي بين جنبيك".
Dan saya tidak membebaskan
diri saya dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan nafsu tiu adalah musuh,
sedangkan musuh tidak memberi rasa aman. Bahkan ia adalah musush yang paling
berbahaya, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
أَعْدَ
ى عَدُوِّكَ نَفْسُكَ الَّتِيْ بَيْنَ
جَنْبَيْكَ
“Musuh yang paling berbahaya
adalah hawa nafsu, yang berada di antara kedua lambungmu.”
Kata penyair:
تَعَرَّفْ
نَفْسَكَ لَا تَأْمَنْ غَوَائِلِهَا فَالنَّفْسُ أَخْبَثُ مِنْ سَبْعِيْنَ
شَيْطَانًا
Kenali betul nafsumu, jangan
kau merasa aman dari tipu dayanya karena hawa nafsu itu lebih jahat dari tujuh
puluh setan.
اللهم
إني أعوذ بك أن أشرك بك وأنا أعلم، وأستغفرك لما لا أعلم.
Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu, dari perbuatan syirik yang aku ketahui dan aku mohon ampunan-Mu dari
syirik yang tak kuketahui.
وقد
صدّرتُ فصول هذه الرسالة بقولي في أول كل فصل منها: "وعليك" بكذا قاصداً
بذلك مخاطبة نفسي وأخي الذي كان سبباً في وضعها خصوصاً، وسائر من وقف عليها من
المسلمين عموماً.
وهذه
الكلمة لها وقع في قلب المخاطب. وأنجو بها -إن شاء الله تعالى- من التوبيخ والوعيد
الواردين في حق من يقول ولا يفعل، ويعلم ولا يعمل؛ لأني إذا خاطبت نفسي بقولي
"وعليك" دل ذلك على أنها لم تتحقق بالعمل بما علمت، وعلى أني لم أزل
أحثها على استعمال ما تدعو إليه، وبذلك يزول التلبيس على المؤمنين، والنسيان للنفس
الذي وصف الله تعالى به من لا يعقل في قوله تعالى: (أتأمرون الناس بالبرّ وتنسون
أنفسكم وأنتم تتلون الكتاب أفلا تعقلون)
Pada setiap pasal buku ini,
selalu saya mulai dengan kalimat wa alaika (Hendaklah Anda…), tujuannya adalah
pertama untuk mengajak diri saya sendiri dan saudara saya yang menjadi sebab
disusunnya risalah ini, dan kedua untuk seluruh kaum muslimin yang membaca buku
ini. Kalimat ini memiliki pengaruh yang kuat di dalam hati orang yang ingin
diajak bicara. In sha Allah, dengan kalimat itu saya akan selamat dari celaan
dan ancaman yang ditunjukkan kepada orang yang hanya bisa berkata, tetapi tak
mampu membuktikan perkataannya, dan kepada orang yang berilmu, tetapi tidak
mengamalkannya.
Kalimat itulah yang
menunjukkan bahwa saya belum mampu mengamalkan nasihat itu sepenuhnya, tetapi
saya senantiasa berusaha mendorong diri untuk mengamalkannya.
Dengan demikian akan lenyaplah
kesamaran dari kaum mukminin dan kelalaian terhadap diri seperti keadaan orang
tak berakal yang digambarkan Allah dalam firman-Nya:
۞
أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ
الْكِتَابَ ۚ أَفَلَا تَعْقِلُونَ [٢:٤٤
“Mengapa kamu suruh orang
lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri,
padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?” (QS.
Al-Baqarah: 44)
Rasulullah saw. juga
mengancam orang-orang yang hanya mampu memberi nasihat, tetapi tidak
mengamalkan, sabda Rasulullah saw.:
يُؤْمَرُ
بِالْعَالِمِ إِلَى النَّارِ فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ فَيَدُوْرُ بِهَا
فِي النَّارِ كَمَا يَدُوْرُ الْحِمَارُ بِالرَّحَا فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ
فَيَقُوْلُوْنَ مَا بَالُ الْأَبْعَدِ قَدْ آذَانَا عَلَى مَا بِنَا فَيَقُوْلُ
إِنَّ الْأَبْعَدَ كَانَ يَأْمُرُ بِالْخَيْرِ وَلَا يَأْتِيْهِ وَيَنْهَى عَنِ
الشَّرِّ وَيَأْتِيْهِ.
“Orang yang berilmu
diperintahkan masuk ke dalam neraka, lalu ususnya keluar dari perutnya,
kemudian ia berputar-putar di dalam neraka laksana putaran keledai mengitari
penggilingan.”
Kemudian penduduk neraka
bertanya, “Ada apa dengan orang jahat itu, ia telah menambah penderitaan kami?”
Malaikat menjawab, “Ia
adalah orang yang memerintah pada kebajikan sedangkan ia sendiri tidak
mengerjakannya, dan mencegah kejahatan sedangkan ia sendiri
mengerjakannya.”(Al-Hadist)
Beliau juga bersabda:
مَرَرْتُ
لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي بِرِجَالٍ تُقْرَضُ بِمَقَارِيْضَ مِنْ نَارٍ فَقُلْتُ:
مَنْ أَنْتُمْ؟ قَالُوْ كُنَّا نَأْمُرُ بِالْخَيْرِ وَلَا نَأْتِيْهِ وَنَنْهَى
عَنِ الشَّرِّ وَنَأْتِيْهِ.
Dalam perjalanan Isra’
Mi’raj, aku melewati beberapa orang yang digunting mulutnya, dengan gunting
dari api neraka.” Kemudian aku bertanya, “Siapakah kamu?”, lalu mereka
menjawab, “Kami adalah orang yang menyerukan kebajikan, sedangkan kami sendiri
tidak mengerjakannya, dan kami melarang kejahatan tetapi kami sendiri masih
mengerjakannya.”
Ancaman di atas khusus
ditunjukan pada orang yang mengajak ke jalan Allah demi kepentingan belaka,
yaitu mereka yang menganjurkan kebaikan, sedang mereka sendiri selalu
meninggalkannya, melarang tindak kejahatan tapi tak mampu lepas darinya, karena
tujuan mereka hanya mengejar ketenaran.
Lain halnya dengan mereka
yang menyeru pada jalan Allah, serta selalu berinstrospeksi diri dan beribadah
kepada Allah semaksimal mungkin, maka pintu sukses di dunia dan akhirat telah
di depannya.
Bagaimanapun, orang yang
berilmu tapi tidak beramal adalah lebih baik dan lebih terpuji daripada orang
tak beramal dan tak berilmu.
وربما
قال قائل ممن لا يعقل: الكتب كثيرة وفيها غنية وكفاية فلا فائدة في تصنيف الكتب في
هذا الزمان، فهذا القائل إن أصاب في قوله: إن في الكتب غنية وكفاية فقد أخطأ في
قوله: لا فائدة للتصنيف في هذا الزمان، لأن للقلوب ميلاً بحكم الجبلة إلى كل جديد،
وأيضاً فإن الله يُنطِق علماء كل زمان بما يوافق أهله، والتصانيف تبلغ الأماكن
البعيدة وتبقى بعد موت العالم فيحصل له بذلك فضل نشر العلم ويكتب معلماً داعياً
إلى الله في قبره،
Barangkali ada yang berkata,
“Sudah banyak buku yang tersusun dengan berbagai uraian dan penjelasan yang
akurat, maka tak ada gunanya lagi kita
mengarang di jaman ini.”
Orang ini, sekalipun ia
mungkin benar dalam perkataannya bahwa kitab sudah banyak, tetapi ia telah
keliru mengatakan bahwa tidak ada gunanya lagi menyusun kitab pada masa kini.
Karena sudah menjadi watak manusia yang cenderung pada hal-hal yang baru. Allah
Swt.pun telah menganjurkan pada para ulama agar mampu beradaptasi terhadap
masyarakat yang hidup pada zamannya.
Karya tulis dapat mencapai
tempat-tempat yang jauh dan manfaatnya dapat selalu durasakan walaupun si
penulis sudah wafat. Maka dengan karya tulisnya itu, ia memperoleh keutamaan
sebagai seorang penyebar ilmu, dan akan dicatat di dalam kuburnya sebagai
mualim yang meyneru ke jalan Allah, sebagaimana sabda Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam:
مَنْ
أَنْعَشَ لِسَانَهُ حَقًّا يُعْمَلُ بِهِ مِنْ بَعْدِهِ أُجْرِيَ عَلَيْهِ
أَجْرُهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
“Barang siapa mempergunakan
lidahnya untuk menyampaikan kebenaran, dan kebenaran itu senantiasa diamalkan
oleh orang lain sepeninggalnya, maka ia akan mendapatkan pahala yang mengalir
terus-menerus sampai hari kiamat.” (Al-Hadist)
وقد
سميت هذه الرسالة المشار إليها:
"رسالة المعاونة والمظاهرة والمؤازرة للراغبين من المؤمنين في
سلوك طريق الآخرة"
Buku ini saya beri nama
“Risalatul Mu’awanati wal Muzhaharati wal Muaazarati”, untuk kaum muslimin yang
ingin menempuh jalan akhirat.
Selanjutnya>>
0 Response to "Kajian Kitab Risalah Muawwanah"
Posting Komentar